ANTARA MAHASISWA, MIMPI, DAN AMBISI
"Kecerdasan tanpa ambisi bagaikan seekor burung tak bersayap." Salvador Dali (1904-1989).
Sebagai seorang mahasiswa "baru", telah banyak pelajaran baru yang sebelumnya belum pernah dialami. Banyaknya kegiatan yang diberikan pada mahasiswa baru oleh kakak-kakak tingkatnya untuk terus beradaptasi di dalam lingkungan kampus yang berbeda dari lingkungan masa sekolah dulu, menjadikan seorang mahasiswa baru menjalani hari yang begitu padat. Alasannya mungkin sederhana, karena mahasiswa bukanlah pelajar yang hanya duduk di dalam kelas, setelah itu pulang untuk mengerjakan tugas. Lebih dari itu, mahasiswa perlu untuk mencari dan mengembangkan jati dirinya di luar pembelajaran akademik. Hal paling umum yang dilakukan oleh seorang mahasiswa baru, yaitu berkenalan dengan sesama mahasiswa baru, berkenalan dengan kakak tingkatnya, mengamati kehidupan kampus agar bisa beradaptasi, dan masih banyak lagi hal yang dilakukan oleh mahasiswa baru untuk lebih mengenal kampusnya.
Sebagai mahasiswa baru, sudah pasti kita punya mimpi dan tujuan masing-masing mengapa kita masuk dan ingin belajar di jurusan yang kita pilih. Hampir mustahil, kita masuk jurusan yang kita pilih tapi kita sendiri tidak tahu apa-apa mengenai jurusan itu sendiri. Sejak awal, kita mulai merencanakan hal apa yang ingin kita lakukan ketika resmi menjadi seorang mahasiswa. Begitu besar ambisi kita, ketika kita mulai mengetahui dan memahami bahwa jurusan yang kita pilih akan berarti di kemudian hari. Misalnya, kita ingin menjadi seorang dokter, maka selanjutnya kita memilih dan menjadi mahasiswa kedokteran. Ketika sudah resmi menjadi mahasiswa kedokteran, sedikit demi sedikit kita membayangkan bahwa nantinya kita akan bekerja menjadi seorang dokter. Dan menjadi seorang dokter, kita perlu memahami ilmu yang berkaitan dengan itu. Hal ini berarti mimpi yang semula hanya bisa kita bayangkan, perlu untuk dikembangkan dengan sebuah usaha.
Usaha yang kita lakukan, semakin lama akan semakin berarti bagi kita mewujudkan mimpi. Dengan berusaha, kita mempunyai ambisi untuk menggapai mimpi. Hal ini berarti, ambisi dari diri sendiri adalah hal penting. Sebab, ketika kita mempunyai sebuah ambisi, segala masalah yang terjadi di kemudian hari akan bisa kita lewati. Sehingga apa yang ingin kita capai, akan selalu ada dalam pikiran. Namun sayang, masih banyak orang yang belum bisa menyadari ini. Mereka (yang belum menyadari) biasanya akan mengejek, membicarakannya di belakang, dan bahkan mengolok-olok orang yang berambisi. Mungkin di tempatmu belajar tidak ada yang seperti itu. Jujur saja, di tempatku saat ini masih banyak yang seperti itu. Bukan maksud menggurui atau merasa paling pintar. Menurutku, pikiran seperti itu seharusnya sudah lenyap bersama seragam putih-abu. Anggapan seperti itu tak seharusnya ada pada jenjang setinggi ini. Sebab, kita mempunyai tujuan yang berbeda bukan? Mimpi kita pun berbeda. Jika aku bermimpi untuk menjadi seorang penulis, apakah mimpi kalian sama sepertiku? Belum tentu. Dengan begitu, usaha yang kita tempuh tentunya akan berbeda.
Seperti aku yang terlalu berambisi, mencari materi kesana-kemari, tak perlu kalian olok-oloki. Jika kalian menyukai cara seperti itu, silakan ikuti. Jika kalian tak suka, silakan berpaling dan mencari cara terbaik versi kalian sendiri. Hanya sesederhana itu yang perlu kita jalani sehari-hari. Tapi jangan sampai menutup mata, kita diberi hak untuk mengkritik, asal dibarengi dengan solusi. Jika salah mohon dibenarkan, jika benar mohon diapresiasi. Menjadi manusia yang kesehariannya penuh ambisi bukanlah sebuah penyakit. Itu adalah semangat bahwa hidupnya perlu untuk berguna di kemudian hari. Bukankah itu juga merupakan tujuan kita berkuliah? Menjadi manusia yang berguna bagi manusia dan alam.
Menjadi seorang mahasiswa itu anugerah, karena masih banyak di luar sana ingin belajar setinggi mungkin. Dan kita diberi anugerah oleh Tuhan untuk merasakan pendidikan setinggi mungkin. Pada akhirnya, ketika lulus nanti, kita akan kembali menjadi bagian dari masyarakat. Sehingga, menjadi mahasiswa berambisi bukan suatu masalah. Sebaliknya, berarti kita telah mengethui bahwa suatu hari nanti, kitalah yang akan diandalkan dalam masyarakat. Tetaplah berambisi, karena mimpi tak pantas untuk dibiarkan begitu saja.
Salam aksara,
Patiko
Salam aksara,
Patiko
Komentar
Posting Komentar