Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

MENCARI KEBAHAGIAAN MESKI SENDIRI

“Jika kau takut kesendirian, janganlah menikah,” begitulah kata Anton Chekhov, seorang penulis asal Rusia (1860-1904). Sendiri bukan berarti dunia tidak memperdulikan kehidupan kita, terkadang mereka hanya tidak mengetahui apa yang kita rasakan. Terlebih, kita tidak ingin mereka tahu apa yang kita rasakan. Kesendirian juga bukan sebuah kesalahan, meskipun banyak orang mengatakan bahwa kesendirian berakar dari kesalahan diri sendiri. Menurutku ini keliru, ya, keliru karena mereka tidak mengerti sepenuhnya tentang kesendirian. Kesendirian merupakan pilihan. Kita memilih untuk menyendiri karena ada hal yang perlu kita renungkan seorang diri, menenangkan diri dari keramaian yang membuat kita tidak bisa berpikir jernih. Kita perlu untuk memisahkan diri dari kerumunan orang, mempertanyakan segala hal yang kita alami yang membuat kita ingin menyendiri. Kebanyakan orang memilih untuk menyendiri karena mendapat masalah, misalnya masalah dalam hubungan percintaan, pertemanan, keluarga, ...

PERCAYA DIRI? KENAPA TIDAK

Pernahkah kalian merasa ragu untuk melangkah? Pernahkah kalian merasa bahwa kalian tidak bisa melakukan apapun? Jika kalian pernah, maka kalian juga merasakan apa yang pernah saya rasakan. Jika belum pernah, percayalah, suatu saat nanti kalian akan merasakannya, cepat atau lambat. Pertanyaan selanjutnya adalah, mengapa kita ragu? Mengapa kita merasa tak bisa melakukan apapun? Mungkin saya bisa membantu dengan pemahaman yang saya punya. Ada hal yang perlu kita ketahui, bahwa manusia memiliki perasaan tentang keraguan terhadap suatu hal. Faktanya, otak kita memproses suatu informasi yang baru melalui salah satu bagian dari otak kita yang disebut lobus frontal . Fungsi utamanya untuk mengatur gerakan sadar, meliputi penalaran, perencanaan, perilaku, pengorganisasian pikiran, emosi, pemecahan masalah, dan dorongan seksual. Melalui lobus frontal inilah kita diminta untuk menalar berbagai informasi baru yang kita dapatkan dari luar diri kita. Kemudian, memori bekerja untuk mengingat kem...

PEDULI SEBAGAI PROSES MEMPERBAIKI DIRI

Bagaimana jadinya jika hari ini, detik ini, masyarakat dunia tidak lagi memiliki kepedulian sedikit pun. Manusia hanya hidup dengan menggantungkan pada kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Bagaimana jadinya jika semua manusia di dunia ini bersikap bodo amat (apatis) terhadap permasalahan di atas? Akankah kita masih bisa bertahan hidup? Atau sebaliknya, sedikit demi sedikit dari kita akan musnah karena keegoisan sendiri. Melihat bahwa saat ini banyak permasalahan mengenai kepedulian terhadap lingkungan. Begitu banyak dari kita yang merasa tak acuh pada lingkungan kita. Bagaimana kita bersikap terhadap penebangan pohon secara ilegal ( illegal logging ) dan pembakaran hutan besar-besaran oleh pihak tertentu masih perlu dipertanyakan. Apakah kita benar-benar peduli terhadap lingkungan kita? Dengan cara apa kita mengaplikasikan kepedulian kita pada alam? Jika terus merasa tak peduli pada lingkungan kita, setidaknya lingkungan di sekitar kita, tidak perlu waktu lama lagi hi...