PEDULI SEBAGAI PROSES MEMPERBAIKI DIRI
Bagaimana jadinya jika hari ini, detik ini, masyarakat dunia tidak lagi memiliki kepedulian sedikit pun. Manusia hanya hidup dengan menggantungkan pada kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Bagaimana jadinya jika semua manusia di dunia ini bersikap bodo amat (apatis) terhadap permasalahan di atas? Akankah kita masih bisa bertahan hidup? Atau sebaliknya, sedikit demi sedikit dari kita akan musnah karena keegoisan sendiri.
Melihat bahwa saat ini banyak permasalahan mengenai kepedulian terhadap lingkungan. Begitu banyak dari kita yang merasa tak acuh pada lingkungan kita. Bagaimana kita bersikap terhadap penebangan pohon secara ilegal (illegal logging) dan pembakaran hutan besar-besaran oleh pihak tertentu masih perlu dipertanyakan. Apakah kita benar-benar peduli terhadap lingkungan kita? Dengan cara apa kita mengaplikasikan kepedulian kita pada alam? Jika terus merasa tak peduli pada lingkungan kita, setidaknya lingkungan di sekitar kita, tidak perlu waktu lama lagi hidup kita akan terancam. Cuaca yang tidak menentu membuat kita merasa tak nyaman dan jangka panjangnya, kita akan mencari lahan baru untuk ditinggali. Kemudian berulang lagi dan lagi. Semakin lama dibiarkan, tidak ada lahan lagi yang cocok untuk ditinggali. Lalu apa yang akan terjadi? Pertanyaan ini mesti kita renungkan bersama.
Selain lingkungan (alam sekitar), kita juga pasti pernah melihat permasalahan terhadap sesama manusia. Masih banyaknya kejadian-kejadian yang melanggar hak asasi manusia itu sendiri, seperti kasus perundungan (bullying) yang masih terjadi di kalangan usia remaja. Kita bisa melihat dan menyadari bahwa itu memang benar-benar terjadi, bahkan sampai saat ini ada sebagian dari kita yang masih suka melakukannya meskipun secara tidak sengaja. Namun itu bisa berdampak fatal bagi yang dijadikan objek perundungan. Jika tidak ada salah satu di antara kita yang tidak mencoba untuk peduli terhadap permasalahan ini, saya yakin suatu hari nanti, akan ada pertanyaan, apa itu hak asasi manusia? Apa itu kemanusiaan? Dan masih banyak pertanyaan serupa lainnya. Suatu hari nanti, jika masalah ini tak bisa mencapai titik terang, akan semakin banyak lagi kasus perundungan. Tidak mustahil orang terdekat kita menjadi korbannya. Jika sudah seperti itu, apa yang akan kau lakukan?
Ada permasalahan, pasti ada alasan yang melatarbelakanginya. Jika kasus penebangan liar (illegal logging) terjadi karena adanya kesenjangan ekonomi masyarakat sehingga dengan cara menjual kayu-kayu dari hasil penebangan secara liar menjadi jalan terakhir, atau karena ada pihak yang ingin mencari keuntungan tanpa melihat dampak yang bisa ditimbulkan akibat penebangan secara liar, bahkan jika dilakukan besar-besaran. Dalam kasus perundungan (dalam usia remaja), banyak sekali alasan yang melatarbelakanginya. Menurut saya, pertama, karena adanya keinginan untuk di pandang oleh sekitarnya, pelaku perundungan melakukannya karena semata-mata ingin diperhatikan oleh lingkungan sekitarnya bahwa itu merupakan hal yang menyenangkan, padahal tidak sama sekali. Terlebih, itu hal yang tidak bisa ditoleransi, karena ia telah merebut hak hidup orang lain (korban). Kedua, sebagai pelampiasan masalah pribadi. Pelaku perundungan mencari cara untuk bisa melampiaskan masalahnya dan berpikir bahwa melakukan perundungan merupakan cara yang paling mudah, karena hanya berusaha mencari kelemahan orang lain. Namun nyatanya, itu merupakan pemikiran yang primitif. Bahkan pemikiran seperti itu bisa dianggap lebih rendah daripada binatang.
Maka dari itu, sebelum semuanya semakin parah, hendaknya masing-masing dari kita berusaha untuk mencegahnya. Hal pertama yang harus kita tanamkan dalam diri sendiri adalah, bahwa "saya harus mulai peduli. Karena jika saya tidak peduli, maka akan semakin banyak orang lagi yang saya sakiti". Bila semuanya dibiarkan begitu saja, kita pun akan terancam suatu hari nanti. Itulah pentingnya kita perlu menumbuhkan kembali rasa kepedulian kita terhadap segala hal. Kita hidup tak hanya sendiri, kita akan selalu membutuhkan orang lain dan juga alam. Jangan biarkan orang lain mengeksploitasi alam sekitar kita tanpa memberikan pemulihannya. Singkatnya, jika kita mencabut satu tanaman dengan akarnya, kita pun harus menanam satu tanaman kembali supaya tidak terjadi kerusakan alam.
Berbicara tentang kepedulian, kita juga mesti tahu bagaimana caranya agar tidak salah dalam mengaplikasikan rasa peduli kita. Karena pada masa kini, peduli dan kepo itu beda tipis. Terkadang ketika kita ingin peduli pun, ada saja orang yang menganggapnya sebatas kepo atau hanya sekadar ingin tahu saja. Tanpa mengerti bahwa sebenarnya bisa saja yang ia anggap seperti itu sebenarnya sangat peduli dan ingin membantu mencarikannya solusi. Kita tak pernah tahu pasti perasaan seseorang selain orang itu sendiri. Yang perlu kita lakukan adalah mencoba untuk bersikap realistis dan terbuka. Memahami bahwa setiap orang mempunyai sisi baik sekalipun ia adalah di cap sebagai “orang jahat”. Karena segalanya mempunyai dua sisi yang berlawanan, dan itu memang kenyataannya.
Hal yang perlu kita lakukan adalah mencoba untuk menjadi seorang pendengar yang baik bagi mereka yang mempunyai masalah. Kemudian mencoba memasukan diri kita ke dalam posisi mereka dan menganalisis bagaimana cara kita keluar dari permasalahan tersebut. Jika menurut kita masuk akal, tidak ada salahnya mengutarakannya sebagai sebuah saran bagi mereka. Akan tetapi, kita juga tidak harus memaksa mereka agar menuruti perkataan kita. Berikan mereka waktu untuk memikirkannya dengan tenang, jangan sampai kita ikut menekan pikiran mereka. Bisa saja, mereka tak lagi percaya pada kita.
Hal yang perlu kita perhatikan, kita perlu benar-benar peduli terhadap mereka. Jangan sampai dengan kita peduli, kita hanya ingin dipandang baik oleh orang lain. Jadikan itu hanya sebagai bonus dalam diri kita. Poin terpentingnya adalah, kita harus benar-benar ikhlas menjalaninya, kita harus sadar bahwa tujuan kita adalah supaya hidup kita sendiri merasa tentram. Menjauhkan diri dari sifat egois, berusaha untuk berbagi kebahagiaan kepada orang lain. Karena, ada banyak orang di luar sana yang ingin diperhatikan. Banyak orang di luar sana yang menganggap dalam hidupnya tidak ada yang peduli padanya. Orang seperti itulah yang harus kita utamakan. Kita berikan perhatian pada mereka, buat mereka percaya bahwa masih ada orang yang peduli padanya. Berikan kepercayaan pada mereka sepenuhnya bahwa mereka mampu menjalani hidup dengan semestinya.
Pada akhirnya, kita menyadari semua orang butuh untuk diperhatikan, kita pun sama ingin diperhatikan. Jelasnya, jika kita ingin diperhatikan, berikan terlebih dahulu perhatian kita pada mereka. Mengutip salah satu pepatah umum, “perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan”. Dari kutipan itu, kita bisa menyimpulkan sendiri maknanya. Mari mulai saat ini, tumbuhkan rasa kepedulian kita. Jangan sampai bertindak mementingkan ego sendiri, karena kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Berpikir secara jernih bahwa dengan rasa peduli, kita turut berkontribusi sedikit demi sedikit mengubah dunia ke arah yang lebih baik lagi.
Salam aksara,
Patiko
Patiko
Komentar
Posting Komentar